Desa SENDANGMULYO GUNEM

Sejarah terbentuknya Desa Sendangmulyo pada awalnya merupakan komunitas pemukiman penduduk dengan jumlah jiwa yang masih sedikit, tersebar di tepi kawasan hutan jati yang pada watu itu dikuasasi oleh perusahaan kehutanan Pemerintah Hindia Belanda. Mata Pencaharian penduduk sebagian besar bercocok tanam milik sendiri, dan sebagian kecil adalah buruh tani. Karena sebagian besar penduduk adalah petani, maka hampir setiap penduduk memiliki sapi sebagian hewan piaraan maupun alat untuk bertani.

Pada tahun 1937 Kepala Desa dijabat oleh Hasmowidjojo Sakiban yang administasinya mengikuti Desa Blebak. Pada tahun 1953 diadakan pemilihan Kepala Desa dan yang dipercaya untuk menjabat sebagai Kepala Desa adalah Soetardji Asmowidjojo sampai dengan tahun 1970. Kemudian nama Desa Blebak diubah menjadi Desa Sendangmulyo dengan Kepala Desa dijabat oleh Slamet (1970-1988), pada tahun 1988 digantikan oleh Kasmijdan dengan carik.sekdes Soetajdi sampai dengan tahun 1998. Pada tahun 1998 digantikan oleh M. Mujianto dengan carik/sekdes Soetajdi sampai dengan tahun 2002.

Pada tahun 2003 M. Mujianto masih menjabat Kepala Desa sampai tahun 2006, dengan carik/sekdes subagijo, pada tahun 2006 Kepala Desa digantikan oleh M. Mashudi dengan carik/sekdes subagijo sampai dengan tahun 2013.

Pada tahun 2013 sampai tahun 2019 Kepala Desa dijabat Sutiyono, SE, dengan carik/sekdes Subagijo. Pada tahun 2018 carik/sekdes dijabat oleh Sumariyono sampai sekarang. Tahun 2019 sampai sekarang dijabat oleh Bapak Kusno.

Karena sangat dipengaruhi oleh sejarah maka Desa Sendangmulyo yang kita lihat seperti sekarang ini mempunyai ciri sebagai berikut:

1. Berkembang menjadi Desa dengan basic pertanian
2. Hampir setiap rumah memiliki hewan piaraan sapi
3. Area persawaan yang cukup luas 142, 45 ha
4. Area tanah kering (tegal) : 52,55 ha